Disusun Oleh:
Chairul Imam Wahyudi
Feryka Puri Madani
Maysana Yumna Fani
SMA NEGERI 10 SAMARINDA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis yang berjudul “PEMANFAATAN KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PEWARNA TEKSTIL”. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pembaca tentang pemanfaatan limbah rumah tangga.
Dalam proses pembuatan karya tulis, kami mendapat banyak dukungan dari orang sekitar kami. Kami berterimakasih kepada ibu Maya Susilawati atas pengarahan dan dukungan yang telah diberikan. Kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang sudah memberikan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami.
Dalam penulisan karya tulis ini, banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan karya tulis ini. Pada akhirnya penyusun mengharapkan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Samarinda, 14 Februari 2018
Penulis
Abstrak
Chairul Imam Wahyudi, Feryka Puri Madani, Maysana Yumna Fani. 2018. Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tekstil. Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Mipa XI Mipa 7. SMAN 10 Samarinda. Pembimbing: Ibu Maya Susilawati.
Kata Kunci : Pemanfaatan kulit bawang merah, pewarnaan kain tekstil
.
Pemanfaatan sumber daya alam berupa tanaman sangat bervariasi, dapat digunakan sebagai bahan makanan, obat-obatan, pewarnaan, hiasan dan sebagainya. Banyak pengrajin batik yang menggunakan bahan-bahan dari alam untuk dijadikan pewrana pada proses pembatikan. Kelebihan dari zat warna alam yaitu tidak merusak lingkungan, dapat memanfaatkan bahan alam yang tidak terpakai dan harganya relatif murah. Kelemahan pewarnaan alam yaitu kurang bervariasi, warna kurang tajam dan tergantung ada musim. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan bahan pewarna adalah kulit bawang merah yang biasanya digunakan untuk pembuatan telur pindang dan penyubur tanaman. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara eksperimen pewarnaan kain tekstil dengan menggunakan air rabusan limbah kulit bawang merah.
Objek dalam penelitian ini adalah kulit bawang merah dan kain tekstil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Variabel penelitian yang akan dibahasa adalah hasil pencelupan kain tekstilah dalam air rebusan kulit bawang merah.
Simpulan dapat dijelaskan bahwa kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan pewarnaan kain tekstil. Namun demikian, hasil pencelupan kain pada air rebusan tersebut tidak mengahsilkan warna merah, melainkan warna kuning kecoklatan (jingga). Hal itu disebabkan tidak adanya ada campuran lain yang membuat ikatan antara air kulit bawang merah dengan kainnya tersebut. Saran dalam penelitian antara lain: perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan merebus kain tekstil dalam air rebusan kulit bawang merah dengan waktu yang lama dan diperlukannya zat pengikat untuk dicampurkan pada air rebusan kulit bawang merah sehingga dapat menghasilkan kain yang berwarna merah seperti kulit bawang itu sendiri.
BAB I
Pendahuluan
Pada zaman ini, populasi manusia terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Hal itu juga menyebabkan bertambahnya limbah yang dihasilkan setiap harinya. Adanya benda buangan ini seringkali tidak diinginkan masyarakat karena adanya bahan-bahan tertentu dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya.Saat ini jumlah limbah pun meningkat dalam berbagai keadaan karena hampir seluruh kegiatan manusia menghasilkan benda ini, seperti kegiatan industri, rumah tangga, transportasi dan lain sebagainya. Bahkan buku-buku yang kita pakai pada saat bersekolah maupun pada saat bekerja akan menjadi limbah. Pada kegiatan sehari-hari pun kita menghasilkan limbah. Melihat kondisi seperti ini, pengelolaan limbah sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai dampak negatifnya. Dari beberapa limbah yang kita hasilkan masih dapat kita gunakan untuk membantu kehidupan sehari-hari kita. Limbah-limbah tersebut juga dapat mengurangi pengeluaran kita dan juga dapat menambah pendapat jika kita pandai dalam mengelohnya. Banyak orang yang mengabaikan hal tersebut.
Limbah rumah tangga merupakan salah satu limbah yang kita hasilkan. Limbah rumah tangga adalah bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Contoh limbah rumah tangga adalah sampah, baik organik maupun anorganik, detergen, kotoran, dan asap hasil pembakaran. Limbah yang paling banyak diproduksi rumah tangga adalah sampah. Sampah ini merupakan masalah yang cukup pelik untuk diselesaikan, karena di negara kita belum mempunyai alat untuk mengolah sampah yang canggih dan ramah lingkungan. Akibatnya, yang terjadi adalah pembuangan sampah yang tidak teratur dan menyebabkan pencemaraan air, udara, dan tanah. Selain contoh pembuangan sampah, pembuangan limbah mandi, cuci, dan kakus masih banyak yang dibuang ke sungai. Jika kita lihat sungai-sungai di perkotaan, kita tidak akan menemukan sungai yang masih bersih. Hal tersebut akan mengganggu kehidupan organisme yang ada di dalamnya dan bahkan beberapa diantara organisme tersebut ada yang mati.
Dari beberapa limbah rumah tangga yang kita hasilkan masih dapat kita olah lagi menjadi kerajinan, untuk kesehatan, untuk kecantikan, dan juga untuk membantu kehidupan harian.. Salah satu contoh bahan organik yang menjadi limbah adalah kulit bawang merah dan juga kulit buah pisang. Keduanya merupakan bahan-bahan yang sering kita gunakan untuk dijadikan masakan. Bawang merah adalah salah satu rempah-rempah yang sering kita gunakan dalam membuat masakan. Banyak orang yang belum mengetahui bahwa terdapat banyak kandungan yang terdapat dalam bawang merah. Salah satu manfaatnya adalah dalam bidang kesehatan (pengobatan) dan juga untuk kehidupan sehari-hari. Dalam kulit pisang pun masih banyak manfaat didalamnya. Buah pisang merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Kulit buah pisang dapat kita gunakan untuk kecantikan dan juga kesehatan. Salah satu contoh bahan anorganik adalah kaleng dan juga plastik. Limbah-limbah tersebut masih dapat kita olah juga. Kaleng-kaleng bekas makanan maupun minuman dapat kita gunakan sebagai tempat menyimpan alat tulis dan juga celengan. Plastik adalah salah satu limbah rumah tangga yang sering kita buang dan hanya akan tertimbun karena tidak dapat diolah. Limbah plastik dapat kita dari bungkus pembersih maupun bungkus dari makanan dan minuman. Plastik dapat kita jadikan kerajinan maupun lainnya.
Adapun rumusan masalah yang kami gunakan dalam penelitian kami menurut latar belakang yang diperoleh:
1.2.1 Alasan bawang merah dijadikan bahan pewarna kain tekstil
1.2.2 Teknik yang digunakan dalam proses pewarnaan
1.2.3 Faktor yang mempengaruhi perubahan warna
1.2.4 Selang waktu warna tersebut dapat bertahan
Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, kami dapat menentukan tujuan dari penelitian kami, yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui alasan bawang merah dijadikan pewarna kain tekstil
1.3.2 Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam proses pewarnaan
1.3.3 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan warna;
1.3.4 Serta untuk mengetahui selang waktu warna akan bertahan.
Adapun manfaat dari penelitian yang kami lakukan, yaitu:
1.4.1 Bagi siswa
Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa berupa salah satu manfaat dari limbah organik yang ada di sekitar kita. Selain itu kegiatan ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis mencari ide untuk memodifikasi limbah tersebut untuk dijadikan sesuatu yang unik dan bisa bermanfaat bagi seluruh siswa.
1.4.2 Bagi masyarakat
Dari kegiatan yang kami lakukan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar memahami cara memanfaatkan limbah yang ada agar tidak terbuang secara sia-sia.
BAB II
Kajian Teori
2.1.1 Kulit Bawang Merah
Kulit bawang merah adalah sebuah limbah organik yang biasanya hanya tersebar di pekarangan rumah masyarakat dan tidak didaur ulang. Padahal, seperti yang kita ketahui saat ini, sangat banyak sekali manfaat limbah kulit bawang merah ini. salah satu pemanfaatannya yaitu sebagai pewarna kain tekstil. Digunakan sebagai pewarna kain tekstil karena menurut kami warna yang dihasilkan oleh kulit bawang merah tersebut sangatlah menarik, sehingga dapat menambah nilai estetika dari kain tekstil tersebut.
2.1.2 Kain Tekstil
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kainmerupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan. tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.
2.2 Kerangka Teoritik
2.2.1 Diskripsi Tanaman Bawang Merah
Bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.
2.2.2 Klasifikasi Bawang Merah
Tanaman bawang merah dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
- Devisi : Spermatophyta
- Sudevisi : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledon
- Ordo : Liliaes
- Family : Liliaceae
- Genus : Allium
- Spesies : Allium accalonium L
Selain itu di Indonesia bawang merah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:
- Kelompok bawang yang umbinya berwarna merah tua
- Kelompok bawang yang umbinya berwarna kekuningan
- Kelompok bawang yang umbinya kekuning-kuningan sampai merah muda
2.3 Hipotesis
Bawang merah memiliki banyak manfaat yang jarang kita ketahui. Diantaranya yaitu bawang merah dapat digunakan sebagai anti kanker, mengatasi kram, membantu mengurangi tekanan darah, melancarkan pencernaan, melancarkan sirkulasi darah, sebagai terapi untuk penderita stroke, dan dapat mengobati peradangan. Selain itu ternyata kulit dari bawang merah juga memilki manfaat yang tidak kalah dengan bawangnya, yaitu dapat dijadikan sebagai perwana kain tekstil. Karena bawang merah memiliki kandungan vitamin c, potassium, sarat, acid folic, kalsium, zat besi, dan juga protein yang tinggi. Maka dari itu, kami menduga bahwa penelitian ini akan menghasilkan kain yang berwana merah seperti warna pada kulit bawang merah itu sendiri.
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Oleh sebab itu kami menggunakan jenis eksperimen deskriptif.
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian kami yang berjudul Pemanfaatan Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tekstil yang kami lakukan dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2018, yang berlokasi di SMAN 10 Samarinda.
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Alat :
- Panci
- Sendok
- Kompor
3.4.2 Bahan :
- Limbah kulit bawang merah
- Air secukupnya
- Kain tekstil (dapat menggunakan kain bekas atau baju bekas)
3.4.3 Proses
Pertama, cucilah limbah kulit bawang merah dengan air hingga bersih, terhindar dari berbagai macam jenis debu dan kotoran. Kedua, masukkan air secukupnya ke dalam panci dan panaskan air tersebut di atas api sedang. Kemudian, masukkan kulit bawang merah ke dalam air yang mendidih. Tunggu hingga air menjadi kemerahan. Setelah warna air telah berubah, rendamlah baju bekas ke dalam air didihan tersebut. Tunggulah hingga beberapa meint. Hal tersebut berguna untuk menguji apakah air kulit bawang merah berhasil digunakan sebagai pewarna kain tekstil atau tidak.
3.5 Prosedur Penelitian
Keterangan :
- Memilih masalah
Sebelum melakukan penelitian, ada baiknya memilih masalah dari penelitian tersebut. masalah-masala ini akan timbul dalam bentuk keinginan untuk segera dilakukan pemenuhannya
- Merumuskan masalah
Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.
2. Menentukan tema
Sebelum penelitian dilakukan, ada baiknya kami mencari tahu latar belakang objek yang akan kami teliti. Dari situlah kami bisa mengetahui tema apakah yang akan kami ambil. Tema penelitian yang kami lakukan adalah limbah.
3. Menentukan judul
Setelah menetukan tema penelitian, ada baiknya jenis penelitian kami beri judul yang berkaitan tentang tema yang diambil. Oleh karena itu, judul dari penelitian kami adalah Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tekstil
4. Menganalisis rumusan masalah
Sebelum memasuki ketahapan mengobservasi objek penelitian, ada baiknya kami menentukan rumusan masalah yang hendak kami teliti. Hal ini untuk mempermudah kami dalam proses penelitian. Disisi lain, hal ini juga untuk mempermudah bagi siswa maupun guru untuk membaca proposal penelitian kami.
5. Observasi
Sebelum penelitian akan dimulai, kami mengamati terlebih dahulu apakah ada kemungkinan terdapat limbah kulit bawang merah atau tidak.
6. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data dalam penelitian ini merupakan pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya salah juga, dan hasil penelitiannya menjadi palsu.
7. Menganalisis data
Menganalisis data sangat membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut teknik analisis data.
8. Hasil
Hasil merupakan tahapan akhir dari penelitian yang telah di uji coba. Dengan ini kami dapat menarik kesimpulan dari apa yang telah diteliti.
9. Kesimpulan
Kesimpulan termasuk suatu gagasan yang tercapai di akhir pembicaraan. Di dalam proposal ini, kesimpulan juga berarti gagasan pokok dari suatu penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Studi Literatur ia juga dapat membuat kesimpulan dari hasil tulisan peneliti-peneliti sebelumnya sehingga sang peneliti tersebut dapat membuat pembaharuan dalam penelitiannya supaya memiliki hasil akhir yang berbeda dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.
3.6 Analisis Data
Rancangan analisis data digunakan penulis sebagai panduan dalam menganalisis data hasil penelitian. Analisis data akan kami gunakan dalam KTI yang berjudul Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Tekstil. Dalam hal ini, hasil pengamatan dari penelitian yang didapatkan akan di analisis dalam studi literatur. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebu
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Setelah melakukan dua kali percobaan, hasil yang kami dapatkan adalah kegagalan pada pembuktian hipotesis. Pada saat kulit bawang merah direbus, warna air yang dihasilkan sama dengan warna kulit bawang merah itu sendiri. Akan tetapi pada saat proses pencelupan kain, hasil warna kain yang dihasilkan berbeda. Warna yang dihasilkan adalah warna kuning bukan warna merah. Tetapi pada percobaan yang kedua, muncul bercak-bercak berwarna merah diantara warna kuning yang terdapat pada kain. Hal ini disebabkan karena kurangnya gaya ikat yang terjadi antara kain dengan rebusan kulit bawang merah tersebut.
4.2 Pembahasan
Pada penelitian kami, kulit bawang merah yang digunakan sebagai pewarnaan adalah kulit bawang merah yang masih bewarna merah keunguan. Setelah melakukan pra eksperimen menggunakan kulit bawang merah, didapat bahwa ekstrak kulit bawang merah dapat mengeluarkan warna yang dapat digunakan untuk pewarna tekstil jika direbus dalam waktu yang lama dan akan menghasilkan warna kuning hingga jingga kecoklatan. Kulit bawang merah mengandung sumber ZWA (Zat Pewarna Alam) yang mengandung pigmen alam dan mengandung sumber coloring matter, yang merupakan senyawa organik substansi penentu arah warna zat alam (insulin).
Teknik yang dipakai pada pewarnaan dengan menggunakan zat pewarna alam adalah teknik celup. Dalam hal ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui untuk keberhasilan pewarnaan. Pada penelitian ini, kami melakukan 2 kali uji coba. Pada penelitian pertama, kami mengkombinasikan antara limbah kulit bawang dengan air, yang kemudian di rebus dengan api sedang hingga mendidih. Warna air rebusan berubah menjadi warna merah pekat. Ketika mendidih, kain tekstil berwarna putih dicelupkan ke dalam rebusan limbah kulit bawang merah hingga airnya habis, kira-kira memakan waktu hingga 20-25 menit. Ketika air rebusannya telah habis, warna kainnya berubah menjadi kuning.
Sama seperti penelitian yang pertama, pada penelitian yang kedua, kami merebus air dengan campuran kulit bawang merah hingga mendidih dan warna air rebusannya berwarna merah. Air rebusan nanti dimasukkan ke dalam sebuah toples yang berisi kain tekstil. Pada penelitian ini, kami merendam kain tersebut ke dalam air rebusan kulit bawang merah dan menutup rapat toplesnya selama satu minggu. Ketika sudah mencapai hari yang telah ditetapkan, toples pun dibuka. Warna kain yang dihasilkan juga kuning.
Meskipun eksperimen kami terhadap pewarnaan kain tekstil dengan menggunakan zat alami kulit bawang merah tergolong berhasil, tetapi hipotesis kami sebelumnya tentang hasil jadi dari proses pewarnaan kain dengan menggunakan limbah kulit bawang merah adalah berwarna merah seperti warna dari kulit bawang merah tersebut, tetapi hasil jadi yang sebenarnya adalah bewarna kuning, sehingga dapat dikatakan bahwa eksperimen kami telah gagal. Untuk membuktikan agar hipotesis kami benar, seharusnya dalam proses perebusan limbah kulit bawang merah, dicampurkan mordan jeruk nipis secukupnya, yang merupakan pengikat asam basa nabati untuk mngikat zat warna lebih baik agar warna dari kulit bawang merahnya tersebut tidak mudah luntur (Ajizah, 2009, p. 12). Penambahan mordan lain seperti mordan tawas dan juga mordan kapur dapat dilakukan untuk menghasilkan warna yang baik. Pewarnaan dapat mengahasilkan hasil yang baik dikarenakan adanya gaya ikatan antara zat warna dan serat lebih besar daripada gaya yang bekerja antara zat warna dengan air. Hal ini dapat terwujud apabila molekul zat warna mempunyai susunan atom-atom tertentu, sehungga memberikan daya tembus yang baik terhadap serat dan memberikankan ikatan yang kuat.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses pewarnaan, diantaranya suhu larutan celup, pengadukan dan gerakan pada proses pencelupan, keadaan bahan yang diwarnai, dan konsentrasi pH larutan celup. Proses pencelupan akan mempengaruhi ketuaan dan ketahanan luntur warna. Ketahanan luntur merupakan perubahan warna karena suatu sebab sehingga gradasi warnanya berubah atau luntur. Ketahanan luntur warna mengarah pada kemampuan warna untuk tetap stabil dan tidak berubah. Ketahanan luntur juga dipengaruhi terhadap sinar matahari dan pencucian.
Pengujian ketahanan luntur pada kain tekstil adalah direndam dengan larutan sabun. Bila air cucian menjadi berwarna, maka zat warna akan lepas dari kain tekstil sehingga tidak tahan lama. Pada penelitian kami, saat proses pencucian kain yang telah diwarnai, warna air berubah menjadi warna kuning, sehingga warna pada kain terlihat tidakmerah.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian kami dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu bahwa kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan pewarna pada proses pewarnaan kain tekstil karena mengandung zat pewarna alam, yaitu pigmen alam dan mengandung sumber coloring matter. Pada proses penelitian ini dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dan prosesnya pun cukup mudah sebagaimana proses pewarnaan kain dengan bahan alami lainnya. Warna yang dapat bertahan pada kain tersebut sekitar satu minggu jika terkena sinar matahari yang cukup lama. Selain dipengaruhi oleh cahaya matahari, faktor yang mempengaruhi ketahanan warna pada kain tersebut adalah pada saat pencucian.
5.2 Saran
Adapun saran yang kami berikan :
- Bagi masyarakat
Untuk masyarakat agar menggunakan pewarna alam yang didapat dari limbah yang ada terdapat disekitarnya sebagai pewarna alternatif. Hal itu juga akan berdampak dalam pengurangan limbah yang ada.
- Bagi peneliti
Dalam proses pewarnaan, perhatikan bahan yang digunakan dan juga ketepatan dalam menerapkan teknik yang digunakan. Jika ingin mendapatkan hasil yang baik dan juga sempurna bisa tambahkan mordan jeruk nipis maupun mordan lainnya. Jika menginginkan warna yang tua, maka teknik atau proses mencampur kain dengan air pewarna yang digunakan dapat direndam untuk waktu yang lama.
Daftar Pustaka
Anaktptph. 2014. Proposal Budidaya Tanaman Bawang Merah. http://anaktptph-agriculture.blogspot.co.id/2014/04/proposal-budidaya-tanaman-bawang-merah.html. diambil pada tanggal 6 Februari 2018.
Imam Agung. 2011. Prosedur Penelitian.
https://agungimam.wordpress.com/2011/05/07/prosedur-penelitian-2/. diambil pada tanggal 10 Februari 2018.
Karyatulisku. 2017. Contoh Tujuan Penelitian dan Manfaat. http://www.karyatulisku.com/2017/09/contoh-tujuan-penelitian-dan-manfaat.html. di ambil pada tanggal 8 Februari 2018.
Khasiat.2017. Kulit Bawang Merah. https://www.khasiat.co.id/kulit/kulit-bawang-merah.html. diambil pada tanggal 6 Februari 2018.
Lifebintank. 2011. Blog Post. http://lifebintank.blogspot.co.id/2011/11/blog-post.html. diambil pada tanggal 8 Februari 2018.
Ajizah Siti.2009.Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarnaan Mukena.
http://lib.unnes.ac.id/5420/1/5262.pdf. diambil pada tanggal 7 April 2018.
-0.551431
117.120912