Arsip Tag: Education

Soal UN Biologi SMA |FPMadani26

Selamat malam/pagi/siang/sore semua!! Hari ini, untuk mengisi kegabutanku, aku ingin berbagi sesuatu yang (agak) bermanfaat untuk kalian yang gemar mencari soal-soal biologi, khusunya untuk yang akan menempuh Ujian Nasional (UN). Semoga dengan latihan soa-soal dari beberapa tahun lalu bisa membantu kalian dalam mengerjakan UN yang sesungguhnya.

        Ingat! Jangan lupa untuk jaga kesehatan dan berdoa kepada Tuhan YME dan minta restu orang tua pastinya! Selamat berjuang para adik penempuh UN!!!

Pembahasan Bocoran Soal UN Biologi SMA 2015 by pak-anang.blogspot.com

Pembahasan Soal UN Biologi SMA 2013SMA_-

_Biologi_2000SMA_

Biologi_2005SMA_

Biologi_2006SMA_

Biologi_2007SOALUNASBIOLOGISMAIPA2008KODEAsoal-un-biologi-sma-ipa-2013-kode-biologi_ipa_sa_52

Ujian Nasional Biologi SMA 2015 Paket 5un-bio-2014-fenomena-eubacteria-perhatikan

un-bio-2014-kontribusi-eubacteria-perhatikan

 

 

Sumber : Internet/ PakAnang.blogspot.com

 

[KARYA TULIS ILMIAH] Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tesktil

                                                                                                                                                                             Disusun Oleh:

 Chairul Imam Wahyudi

Feryka Puri Madani

Maysana Yumna Fani

SMA NEGERI 10 SAMARINDA

2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis yang berjudul “PEMANFAATAN KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PEWARNA TEKSTIL”. Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pembaca tentang pemanfaatan limbah rumah tangga.

Dalam proses pembuatan karya tulis, kami mendapat banyak dukungan dari orang sekitar kami. Kami berterimakasih kepada ibu Maya Susilawati atas pengarahan dan dukungan yang telah diberikan. Kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang sudah memberikan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami.

Dalam penulisan karya tulis ini, banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan karya tulis ini. Pada akhirnya penyusun mengharapkan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

 Samarinda, 14 Februari 2018

Penulis

Abstrak

Chairul Imam Wahyudi, Feryka Puri Madani, Maysana Yumna Fani. 2018. Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tekstil. Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Mipa XI Mipa 7. SMAN 10 Samarinda. Pembimbing: Ibu Maya Susilawati.

Kata Kunci : Pemanfaatan kulit bawang merah, pewarnaan kain tekstil

.

Pemanfaatan sumber daya alam berupa tanaman sangat bervariasi, dapat digunakan sebagai bahan makanan, obat-obatan, pewarnaan, hiasan dan sebagainya. Banyak pengrajin batik yang menggunakan bahan-bahan dari alam untuk dijadikan pewrana pada proses pembatikan. Kelebihan dari zat warna alam yaitu tidak merusak lingkungan, dapat memanfaatkan bahan alam yang tidak terpakai dan harganya relatif murah. Kelemahan pewarnaan alam yaitu kurang bervariasi, warna kurang tajam dan tergantung ada musim. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan bahan pewarna adalah kulit bawang merah yang biasanya digunakan untuk pembuatan telur pindang dan penyubur tanaman. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara eksperimen pewarnaan kain tekstil dengan menggunakan air rabusan limbah kulit bawang merah.

Objek dalam penelitian ini adalah kulit bawang merah dan kain tekstil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Variabel penelitian yang akan dibahasa adalah hasil pencelupan kain tekstilah dalam air rebusan kulit bawang merah.

Simpulan dapat dijelaskan bahwa kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan pewarnaan kain tekstil. Namun demikian, hasil pencelupan kain pada air rebusan tersebut tidak mengahsilkan warna merah, melainkan warna kuning kecoklatan (jingga). Hal itu disebabkan tidak adanya ada campuran lain yang membuat ikatan antara air kulit bawang merah dengan kainnya tersebut. Saran dalam penelitian antara lain: perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan merebus kain tekstil dalam air rebusan kulit bawang merah dengan waktu yang lama dan diperlukannya zat pengikat untuk dicampurkan pada air rebusan kulit bawang merah sehingga dapat menghasilkan kain yang berwarna merah seperti kulit bawang itu sendiri.

BAB I

Pendahuluan

  • Latar Belakang

        Pada zaman ini, populasi manusia terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Hal itu juga menyebabkan bertambahnya limbah yang dihasilkan setiap harinya. Adanya benda buangan ini seringkali tidak diinginkan masyarakat karena adanya bahan-bahan tertentu dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya.Saat ini jumlah limbah  pun meningkat dalam berbagai keadaan karena hampir seluruh kegiatan manusia menghasilkan benda ini, seperti kegiatan industri, rumah tangga, transportasi dan lain sebagainya. Bahkan buku-buku  yang  kita pakai pada saat bersekolah  maupun pada saat bekerja akan menjadi limbah. Pada kegiatan sehari-hari pun kita menghasilkan limbah. Melihat kondisi seperti ini, pengelolaan limbah sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai dampak negatifnya. Dari beberapa limbah yang kita hasilkan masih dapat kita gunakan untuk membantu kehidupan sehari-hari kita. Limbah-limbah tersebut juga dapat mengurangi pengeluaran kita dan juga dapat menambah  pendapat jika kita pandai dalam mengelohnya. Banyak orang yang mengabaikan hal tersebut.

        Limbah  rumah  tangga merupakan  salah satu limbah yang kita hasilkan. Limbah rumah tangga adalah bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Contoh limbah rumah tangga adalah sampah, baik organik maupun anorganik, detergen, kotoran, dan asap hasil pembakaran. Limbah yang paling banyak diproduksi rumah tangga adalah sampah. Sampah ini merupakan masalah yang cukup pelik untuk diselesaikan, karena di negara kita belum mempunyai alat untuk mengolah sampah yang canggih dan ramah lingkungan. Akibatnya, yang terjadi adalah pembuangan sampah yang tidak teratur dan menyebabkan pencemaraan air, udara, dan tanah. Selain contoh pembuangan sampah, pembuangan limbah mandi, cuci, dan kakus masih banyak yang dibuang ke sungai. Jika kita lihat sungai-sungai di perkotaan, kita tidak akan menemukan sungai yang masih bersih. Hal tersebut akan mengganggu kehidupan organisme yang ada di dalamnya dan bahkan beberapa diantara organisme tersebut ada yang mati.

      Dari beberapa limbah rumah tangga yang kita hasilkan masih dapat kita olah lagi menjadi kerajinan, untuk kesehatan,  untuk kecantikan, dan juga untuk membantu kehidupan harian.. Salah  satu  contoh bahan organik yang menjadi limbah adalah kulit bawang  merah dan juga kulit buah  pisang. Keduanya merupakan bahan-bahan yang sering kita gunakan untuk dijadikan masakan. Bawang merah adalah salah satu rempah-rempah yang sering kita gunakan dalam  membuat masakan. Banyak orang yang belum mengetahui bahwa terdapat banyak kandungan yang terdapat dalam bawang merah. Salah satu manfaatnya adalah dalam bidang kesehatan (pengobatan) dan juga untuk kehidupan sehari-hari. Dalam kulit pisang pun masih banyak manfaat didalamnya. Buah pisang merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Kulit buah pisang dapat kita gunakan untuk kecantikan dan juga kesehatan. Salah satu contoh bahan anorganik adalah  kaleng dan juga plastik. Limbah-limbah tersebut masih dapat kita olah juga. Kaleng-kaleng bekas makanan maupun minuman dapat kita gunakan sebagai tempat menyimpan alat tulis dan juga celengan. Plastik adalah salah satu limbah rumah tangga yang sering kita buang dan hanya akan tertimbun karena tidak dapat diolah. Limbah plastik dapat kita dari bungkus pembersih maupun bungkus dari makanan dan minuman. Plastik dapat kita jadikan kerajinan maupun lainnya.

  • Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami gunakan dalam penelitian kami menurut latar belakang yang diperoleh:

1.2.1 Alasan bawang merah dijadikan bahan pewarna kain tekstil

1.2.2 Teknik yang digunakan dalam proses pewarnaan

1.2.3 Faktor yang mempengaruhi perubahan warna

1.2.4 Selang waktu warna tersebut dapat bertahan

 

  • Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, kami dapat menentukan tujuan dari penelitian kami, yaitu :

1.3.1 Untuk mengetahui alasan bawang merah dijadikan pewarna kain tekstil

1.3.2 Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam proses pewarnaan

1.3.3 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan warna;

1.3.4 Serta untuk mengetahui selang waktu warna akan bertahan.

  • Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang kami lakukan, yaitu:

 1.4.1 Bagi siswa

     Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa berupa salah satu manfaat dari limbah organik yang ada di sekitar kita. Selain itu kegiatan ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis mencari ide untuk memodifikasi limbah tersebut untuk dijadikan sesuatu yang unik dan bisa bermanfaat bagi seluruh siswa.

1.4.2 Bagi masyarakat

     Dari kegiatan yang kami lakukan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar memahami cara memanfaatkan limbah yang ada agar tidak terbuang secara sia-sia.

BAB II

Kajian Teori

 

 2.1.1 Kulit Bawang Merah

  Kulit bawang merah adalah sebuah limbah organik yang biasanya hanya tersebar di pekarangan rumah masyarakat dan tidak didaur ulang. Padahal,  seperti yang kita ketahui saat ini, sangat banyak sekali manfaat limbah kulit bawang merah ini. salah satu pemanfaatannya yaitu sebagai pewarna kain tekstil. Digunakan sebagai pewarna kain tekstil karena menurut kami warna yang dihasilkan oleh kulit bawang merah tersebut sangatlah menarik, sehingga dapat menambah nilai estetika dari kain tekstil tersebut.

2.1.2 Kain Tekstil

 Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulamanpenjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kainmerupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan. tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.

2.2 Kerangka Teoritik

2.2.1 Diskripsi Tanaman Bawang Merah

Bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Bawang merah mengandung vitamin Ckaliumserat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

2.2.2 Klasifikasi Bawang Merah

Tanaman bawang merah dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Devisi :           Spermatophyta
  2. Sudevisi :           Angiospermae
  3. Kelas :           Monocotyledon
  4. Ordo :           Liliaes
  5. Family :           Liliaceae
  6. Genus :           Allium
  7. Spesies :           Allium accalonium L

Selain itu di Indonesia bawang merah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:

  1. Kelompok bawang yang umbinya berwarna merah tua
  2. Kelompok bawang yang umbinya berwarna kekuningan
  3. Kelompok bawang yang umbinya kekuning-kuningan sampai merah muda

2.3 Hipotesis

   Bawang merah memiliki banyak manfaat yang jarang kita ketahui. Diantaranya yaitu bawang merah dapat digunakan sebagai anti kanker, mengatasi kram, membantu mengurangi tekanan darah, melancarkan pencernaan, melancarkan sirkulasi darah, sebagai terapi untuk penderita stroke, dan dapat mengobati peradangan. Selain itu ternyata kulit dari bawang merah juga memilki manfaat yang tidak kalah dengan bawangnya, yaitu dapat dijadikan sebagai perwana kain tekstil. Karena bawang merah memiliki kandungan vitamin c, potassium, sarat, acid folic, kalsium, zat besi, dan juga protein yang tinggi. Maka dari itu, kami menduga bahwa penelitian ini akan menghasilkan kain yang berwana merah seperti warna pada kulit bawang merah itu sendiri.

BAB III

Metode Penelitian

 

3.1 Jenis Penelitian

     Jenis penelitian yang kami gunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Oleh sebab itu kami menggunakan jenis eksperimen deskriptif.

3.2 Waktu dan Tempat

     Penelitian kami yang berjudul Pemanfaatan Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tekstil yang kami lakukan dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2018, yang berlokasi di SMAN 10 Samarinda.

 

3.4 Instrumen Penelitian

      3.4.1 Alat  :

  1. Panci
  2. Sendok
  3. Kompor

3.4.2 Bahan :

  1. Limbah kulit bawang merah
  2. Air secukupnya
  3. Kain tekstil (dapat menggunakan kain bekas atau baju bekas)

3.4.3 Proses

Pertama, cucilah limbah kulit bawang merah dengan air hingga bersih, terhindar dari berbagai macam jenis debu dan kotoran. Kedua, masukkan air secukupnya ke dalam panci dan panaskan air tersebut di atas api sedang. Kemudian, masukkan kulit bawang merah ke dalam air yang mendidih. Tunggu hingga air menjadi kemerahan. Setelah warna air telah berubah, rendamlah baju bekas ke dalam air didihan tersebut. Tunggulah hingga beberapa meint. Hal tersebut berguna untuk menguji apakah air kulit bawang merah berhasil digunakan sebagai pewarna kain tekstil atau tidak.

3.5 Prosedur Penelitian

Keterangan      :

  1. Memilih masalah

Sebelum melakukan penelitian, ada baiknya memilih masalah dari penelitian tersebut.  masalah-masala ini akan timbul dalam bentuk keinginan untuk segera dilakukan pemenuhannya

  1. Merumuskan masalah

Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.

      2. Menentukan tema

Sebelum penelitian dilakukan, ada baiknya kami mencari tahu latar belakang objek yang akan kami teliti. Dari situlah kami bisa mengetahui tema apakah yang akan kami ambil. Tema penelitian yang kami lakukan adalah limbah.

      3. Menentukan judul

Setelah menetukan tema penelitian, ada baiknya jenis penelitian kami beri judul yang berkaitan tentang tema yang diambil. Oleh karena itu, judul dari penelitian kami adalah Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Kain Tekstil

      4. Menganalisis rumusan masalah

Sebelum memasuki ketahapan mengobservasi objek penelitian, ada baiknya kami menentukan rumusan masalah yang hendak kami teliti. Hal ini untuk mempermudah kami dalam proses penelitian. Disisi lain, hal ini juga untuk mempermudah bagi siswa maupun guru untuk membaca proposal penelitian kami.

      5. Observasi

Sebelum penelitian akan dimulai, kami mengamati terlebih dahulu apakah ada kemungkinan terdapat limbah kulit bawang merah atau tidak.

      6. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data dalam penelitian ini  merupakan pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya salah juga, dan hasil penelitiannya menjadi palsu.

         7. Menganalisis data

Menganalisis data sangat membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut teknik analisis data.

         8. Hasil

Hasil merupakan tahapan akhir dari penelitian yang telah di uji coba. Dengan ini kami dapat menarik kesimpulan dari apa yang telah diteliti.

        9. Kesimpulan

Kesimpulan termasuk suatu gagasan yang tercapai di akhir pembicaraan. Di dalam proposal ini, kesimpulan juga berarti gagasan pokok dari suatu penelitian.

3.5  Teknik Pengumpulan Data

   Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Studi Literatur ia juga dapat membuat kesimpulan dari hasil tulisan peneliti-peneliti sebelumnya sehingga sang peneliti tersebut dapat membuat pembaharuan dalam penelitiannya supaya memiliki hasil akhir yang berbeda dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.

3.6  Analisis Data

   Rancangan analisis data digunakan penulis sebagai panduan dalam menganalisis data hasil penelitian. Analisis data akan kami gunakan dalam KTI yang berjudul Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarna Tekstil. Dalam hal ini, hasil pengamatan dari penelitian yang didapatkan akan di analisis dalam  studi literatur. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebu

 

 

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

 

4.1 Hasil

       Setelah melakukan dua kali percobaan, hasil yang kami dapatkan adalah kegagalan pada pembuktian hipotesis. Pada saat kulit bawang merah direbus, warna air yang dihasilkan sama dengan warna kulit bawang merah itu sendiri. Akan tetapi pada saat proses pencelupan kain, hasil warna kain yang dihasilkan berbeda. Warna yang dihasilkan adalah warna kuning bukan warna merah. Tetapi pada percobaan yang kedua, muncul bercak-bercak berwarna merah diantara warna kuning yang terdapat pada kain. Hal ini disebabkan karena kurangnya gaya ikat yang terjadi antara kain dengan rebusan kulit bawang merah tersebut.

4.2 Pembahasan

          Pada penelitian kami, kulit bawang merah yang digunakan sebagai pewarnaan adalah kulit bawang merah yang masih bewarna merah keunguan. Setelah melakukan pra eksperimen menggunakan kulit bawang merah, didapat bahwa ekstrak kulit bawang merah dapat mengeluarkan warna yang dapat digunakan untuk pewarna tekstil jika direbus dalam waktu yang lama dan akan menghasilkan warna kuning hingga jingga kecoklatan. Kulit bawang merah mengandung sumber ZWA (Zat Pewarna Alam) yang mengandung pigmen alam dan mengandung sumber coloring matter, yang merupakan senyawa organik substansi penentu arah warna zat alam (insulin).

          Teknik yang dipakai pada pewarnaan dengan menggunakan zat pewarna alam adalah teknik celup. Dalam hal ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui untuk keberhasilan pewarnaan. Pada penelitian ini, kami melakukan 2 kali uji coba. Pada penelitian pertama, kami mengkombinasikan antara limbah kulit bawang dengan air, yang kemudian di rebus dengan api sedang hingga mendidih. Warna air rebusan berubah menjadi warna merah pekat. Ketika mendidih, kain tekstil berwarna putih dicelupkan ke dalam rebusan limbah kulit bawang merah hingga airnya habis, kira-kira memakan waktu hingga 20-25 menit. Ketika air rebusannya telah habis, warna kainnya berubah menjadi kuning.

          Sama seperti penelitian yang pertama, pada penelitian yang kedua, kami merebus air dengan campuran kulit bawang merah hingga mendidih dan warna air rebusannya berwarna merah. Air rebusan nanti dimasukkan ke dalam sebuah toples yang berisi kain tekstil. Pada penelitian ini, kami merendam kain tersebut ke dalam air rebusan kulit bawang merah dan menutup rapat toplesnya selama satu minggu. Ketika sudah mencapai hari yang telah ditetapkan, toples pun dibuka. Warna kain yang dihasilkan juga kuning.

          Meskipun eksperimen kami terhadap pewarnaan kain tekstil dengan menggunakan zat alami kulit bawang merah tergolong berhasil, tetapi hipotesis kami sebelumnya tentang hasil jadi dari proses pewarnaan kain dengan menggunakan limbah kulit bawang merah adalah berwarna merah seperti warna dari kulit bawang merah tersebut, tetapi hasil jadi yang sebenarnya adalah bewarna kuning, sehingga dapat dikatakan bahwa eksperimen kami telah gagal. Untuk membuktikan agar hipotesis kami benar, seharusnya dalam proses perebusan limbah kulit bawang merah, dicampurkan mordan jeruk nipis secukupnya, yang merupakan pengikat asam basa nabati untuk mngikat zat warna lebih baik agar warna dari kulit bawang merahnya tersebut tidak mudah luntur (Ajizah, 2009, p. 12). Penambahan mordan lain seperti mordan tawas dan juga mordan kapur dapat dilakukan untuk menghasilkan warna yang baik. Pewarnaan dapat mengahasilkan hasil yang baik dikarenakan adanya gaya ikatan antara zat warna dan serat lebih besar daripada gaya yang bekerja antara zat warna dengan air. Hal ini dapat terwujud apabila molekul zat warna mempunyai susunan atom-atom tertentu, sehungga memberikan daya tembus yang baik terhadap serat dan memberikankan ikatan yang kuat.

          Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses pewarnaan, diantaranya suhu larutan celup, pengadukan dan gerakan pada proses pencelupan, keadaan bahan yang diwarnai, dan  konsentrasi pH larutan celup. Proses pencelupan akan mempengaruhi ketuaan dan ketahanan luntur warna. Ketahanan luntur merupakan perubahan warna karena suatu sebab sehingga gradasi warnanya berubah atau luntur. Ketahanan luntur warna mengarah pada kemampuan warna untuk tetap stabil dan tidak berubah. Ketahanan luntur juga dipengaruhi terhadap sinar matahari dan pencucian.

Pengujian ketahanan luntur pada kain tekstil adalah direndam dengan larutan sabun. Bila air cucian menjadi berwarna, maka zat warna akan lepas dari kain tekstil sehingga tidak tahan lama. Pada penelitian kami, saat proses pencucian kain yang telah diwarnai, warna air berubah menjadi warna kuning, sehingga warna pada kain terlihat tidakmerah.

 

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

      Hasil penelitian kami dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu bahwa kulit bawang merah dapat digunakan sebagai bahan pewarna pada proses pewarnaan kain tekstil karena mengandung zat pewarna alam, yaitu pigmen alam dan mengandung sumber coloring matter. Pada proses penelitian ini dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dan prosesnya pun cukup mudah sebagaimana proses pewarnaan kain dengan bahan alami lainnya. Warna yang dapat bertahan pada kain tersebut sekitar satu minggu jika terkena sinar matahari yang cukup lama. Selain dipengaruhi oleh cahaya matahari, faktor yang mempengaruhi ketahanan warna pada kain tersebut adalah pada saat pencucian.

5.2 Saran

            Adapun saran yang kami berikan :

  1. Bagi masyarakat

Untuk masyarakat agar menggunakan pewarna alam yang didapat dari limbah yang ada terdapat disekitarnya  sebagai pewarna alternatif. Hal itu juga akan berdampak dalam pengurangan limbah yang ada.

  1. Bagi peneliti

            Dalam proses pewarnaan, perhatikan bahan yang digunakan dan juga ketepatan dalam menerapkan teknik yang digunakan. Jika ingin mendapatkan hasil yang baik dan juga sempurna bisa tambahkan mordan jeruk nipis maupun mordan lainnya. Jika menginginkan warna yang tua, maka teknik atau proses mencampur kain dengan air pewarna yang digunakan  dapat direndam untuk waktu yang lama.

Daftar Pustaka

Anaktptph. 2014. Proposal Budidaya Tanaman Bawang Merah. http://anaktptph-agriculture.blogspot.co.id/2014/04/proposal-budidaya-tanaman-bawang-merah.html. diambil pada tanggal 6 Februari 2018.

Imam Agung. 2011. Prosedur Penelitian.

https://agungimam.wordpress.com/2011/05/07/prosedur-penelitian-2/. diambil pada tanggal 10 Februari 2018.

Karyatulisku. 2017. Contoh Tujuan Penelitian dan Manfaat. http://www.karyatulisku.com/2017/09/contoh-tujuan-penelitian-dan-manfaat.html. di ambil pada tanggal 8 Februari 2018.

Khasiat.2017. Kulit Bawang Merah. https://www.khasiat.co.id/kulit/kulit-bawang-merah.html. diambil pada tanggal 6 Februari 2018.

Lifebintank. 2011. Blog Post. http://lifebintank.blogspot.co.id/2011/11/blog-post.html. diambil pada tanggal 8 Februari 2018.

Ajizah Siti.2009.Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pewarnaan Mukena.

http://lib.unnes.ac.id/5420/1/5262.pdf. diambil pada tanggal 7 April 2018.

 

KARYA TULIS ILMIAH PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN| PENGOLAHAN KAYU BEKAS MENJADI JAM DINDING |SMAN 10 Samarinda

DI SUSUN OLEH :
– Feryka Puri Madani

-Ikfini Haula Aqiqa

-M.Ardi Dwi Putra

-Radhitya Noveandi P.

SMAN 10 Samarinda

KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-hambanya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGOLAHAN KAYU BEKAS MENJADI JAM DINDING” ini dengan penuh kemudahan.

            Karya tulis ilmiah yang kami susun dengan maksimal ini bertujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu yang mencakup tentang kewirausahaan yang penulis sajikan dari berbagai sumber.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing, ibu Umul Laili, S.Pd.,M.Pd kami yang telah membimbing kami agar dapat memperbaiki kesalahan yang ada dalam karya tulis ilmiah ini, dan juga penulis berterima kasih kepada semua yang telah mendukung penulisan karya tulis ilmiah ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca meskipun masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Samarinda, 4 April 2018

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai macam flora dan fauna. Semua yang ada di alam dapat dimanfaatkan demi keperluan hidup manusia. Dilihat dari sisi flora yang dimiliki, alam Indonesia memiliki berbagai jenis macam pohon dengan bentuk batangnya yang unik. Batang pohon memiliki berbagai macam manfaat. Salah satunya digunakan sebagai bahan bangunan. Kayu digunakan sebagai bahan bangunan karena memiliki sifat yang kokoh dan mudah didapatkan. Tapi perlu dikoreksi, jangan sampai manusia lupa akan alamnya sendiri. Maksudnyaa, manusia jangan asal mengambil bahan alam dengan seenaknya tanpa melihat kuota yang masih ada di bumi. Jika manusia lupa mengoreksi dirinya dengan terus mengambil kekayaan alam yang berlebihan, maka alam Indonesia, hutan Indoneisa, akan gundul dan tidak dapat lagi menghasilkan oksigen yang dapat membantu seluruh makhluk hidup di muka bumi, khususnya Indonesia untuk hidup dan bernapas.

Agar hutan Indonesia tidak gundul, maka bisa dilakukannya reboisasi, yang artinya penanaman hutan yang gundul. Kita bisa menanam berbagai macam jenis bibit pohon di hutan gundul dengan maksud menggantikan pohon besar yang telah diambil sebelumnya.  Kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan pasti memiliki sisa potong yang biasanya dibiarkan begitu saja. Sebagai warga Indonesia yang inovatif dan kreatif, kita harus memanfaatkan peluang dari sisa potongan kayu tersebut untuk digunakan sebagai bahan kerajinan yang memiliki nilai guna serta nilai estetika. Dengan demikian, sisa potongan kayu yang biasanya tersebar di tempat mabel tidak terbuang sia-sia.

Salah satu kerajinan inovatif yang dapat dibentuk dari potongan sisa kayu tersebut adalah jam dinding. Kerajinan tersebut merupakan inovasi yang kreatif bagi kita sebagai pelajar SMA. Kita dapat membentuk dan menyusun potongan-potongan sisa kayu tersebut sesuai dengan keinginan kita. Dalam hal ini, dibutuhkan keahlian yang khusus untuk menyusun potongan tersebut hingga terbentuk suatu wujud yang baru. Dengan ini, jam dinding modifikasi dari potongan sisa kayu tersebut dapat memiliki nilai estetika yang tinggi. Sehingga jika dipasarkan, dapat menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi dari pembeli yang dirinya begitu mengenal seni.

Dari Latar belakang tersebut, kami simpulkan bahwa judul dari Karya Tulis Ilmiah tentang pengolahan limbah bangun ruang adalah Pengolahan Kayu Bekas Menjadi Jam Dinding.

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana proses pembuatan kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah bangun ruang?
  2. Bagaimana kemasan yang tepat dan menarik untuk produk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang?
  3. Bagaimana minat warga SMAN 10 Samarinda terhadap produk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang?
  4. Bagaimana promosi yang tepat untuk produk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang?

Tujuan Penelitan

  1. Untuk mengetahui proses pembuatan kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang.
  2. Untuk membuat kemasan yang menarik untuk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang.
  3. Untuk mengetahui minat warga SMA Negeri 10 Samarinda terhadap kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang.
  4. Untuk membuat rencana pemasaran atau promosi yang tepat untuk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang.

 Manfaat Penelitian

  1. Bagi siswa

Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa berupa wawasan mencakup nusantara untuk mengenal bahwa Indonesia kaya akan floranya. Selain itu kegiatan ini dapat melatih siswa untuk berpikir kritis mencari peluang usaha dari limbah kayu agar krajinan ini dapat dikenal oleh masyarakat sekitar hingga mancanegara.

  1. Bagi masyarakat

Dari kegiatan yang kami lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan masyarakat untuk mengenal pula pemanfaat limbah kayu sebagai krajinan yang unik. Selain itu dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa cara menumbuhkan sifat kewirausahaan kepada pembaca.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

  1. Pengertian Limbah

limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan dari wujud limbah yang dihasilkan, limbah dibagi menjadi tiga yaitu limbah padat, limbah cair dan gas dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
  2. Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
  3. Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.

Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain:

  1. Limbah padat: sisa sparepart, tong bekas, kain bekas, besi, dll
  2. Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll.
  3. Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil pembakaran dll.

 

  1. Pengertian Limbah Bangun Ruang

Limbah Bangun Ruang adalah Yaitu suatu cipta karya seseorang yg terbuat dari bahan limbah(bekas) baik itu limbah organik dan non organik dan penciptaannya melakukan 3 dimensi(adanya panjang,lebar, fan volume). Dimana limbah bangun ruang tersebut memiliki isi yang padat. Ada beberapa contoh limbah bangun ruang, yaitu kardus bekas, potongan sisa kayu, botol bekas,  dan lain sebagainya.

  1. Pengertian Kayu

        Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (mejakursi), bahan bangunan (pintujendelarangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah dibentuk.

         Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca pada masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan. Batang pohon yang dipotong melintang akan memperlihatkan bagian-bagian kayu, yang kerap kali berbeda warna. Bagian terdalam adalah empulur yang lunak, lalu ke bagian luar adalah kayu teraskayu gubal, dan terakhir adalah pepagan (kulit kayu). Bagian percabangan akan memperlihatkan pola khusus, yang biasa disebut sebagai “mata kayu”.

Aneka Kreasi Berbahan Limbah Kayu

  1. Lukisan Kayu
  2. Jam Tangan Kayu
  3. Hiasan Pot
  4. Sangkar Burung
  5. Hiasan Wajah

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 

Tempat dan Waktu Penelitian

  1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah lingkungan sekolah SMA Negeri 10 Samarinda ( Kampus A )

  1. Waktu Penelitian
Hari dan Tanggal Penelitian Kegiatan Penelitian Waktu Keterangan
Rabu – Kamis,

7 – 8 Maret 2018

Pengumpulan bahan 16:00-selesai
Jumat, 9 Maret 2018 Pembuatan produk 13:00-selesai Pembuatan produk dilaksanakan di rumah Radhit
Sabtu, 10 Maret 2018 Pembagian angket kepada pelanggan 08:00-09:00

dan

11:00-selesai

Angket dikumpulkan di hari yang sama setelah dibagikan.

  1. Metode Penelitian

Metode penelitian untuk kegiatan ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.

  1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

  1. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang tertulis dan memiliki pilihan jawaban yang sudah disediakan atau jawaban pendapat responden yang kemudian akan dijawab oleh responden untuk memperoleh suatu data yang akan diolah.
  2. Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.
  3. Biaya Pembuatan Produk

Berikut rincian biaya produksi produk

No Nama Barang Harga
1. Kayu Bekas Rp. –
2. Pilox Rp. 15.000
3. Mesin Jam Rp. 10.000 – Rp.20.000
4. Paku Rp. 3.000
5. Varnish Kayu Rp. 20.000
Total Rp.  48.000–Rp. 58.000

Jadi, modal yang kami keluarkan untuk pembuatan jam dinding kayu ini adalah sebesar Rp. 48.000 – Rp. 58.000

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Gambaran Umum Produk

     Jam dinding merupakan alat penunjuk waktu yang biasanya terbuat dari bahan kuningan yang jarang tersebar di lingkungan masyarakat sekarang. Pada kesempatan ini, kami menginovasikan limbah kayu berbangun ruang untuk dijadikan sebuah jam dinding. Tak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli kayu yang berkualitas. Limbah kayu yang kami gunakan bahannya sangat mudah ditemukan di tempat pemotongan kayu dan kadang terdapat di tempat pembuangan umum. Sisa pemotongan kayu yang akan kami gunakan hanya memerlukan beberapa potong saja. Selain mudah ditemukan, limbah kayu sendiri sangat mudah kita aplikasikan ke dalam bentuk dan ukuran apapun, hanya diperlukan kreatifitasan dalam pembentukan model jam dinding yang akan dibuat.

     Dibalik mudahnya kami menemukan limbah kayu, ada beberapa kesulitan yang kami alami dalam pembuatan jam dinding dari limbah kayu, diantaranya yaitu, karena kami menggunakan limbah kayu yang tersebar di lingkungan rumah, kami sulit mengidentifikasi jenis kayu apa yang kami temukan. Kami beruntung telah menemukan limbah kayu akan dijadikan jam dinding, tapi setelah selesai pembuatan jam dindingnya, ternyata produknya memiliki bobot yang lumayan berat, dikarenakan limbah kayu tersebut merupakan jenis kayu yang berbeda dari kayu lainnya.

     Produk yang kami buat memiliki kualitas yang cukup baik dikarenakan limbahnya sendiri terlihat merupakan jenis limbah yang bagus, sehingga dalam pemasarannya pun para konsumen tertarik untuk membelinya. Selain kayunya yang membuat produk kami cukup kuat, cat yang kami gunakan menambah kesan tahan lama pada produk kami. Cat yang kami gunakan adalah cat varnish, yang memang digunakan untuk melapisi kayu agar awet. Beberapa orang yang telah menjawab kuisisoner kami mengatakan bahwa produk yang kami buat sangat menarik dan kreatif, sehingga kami berharap jika diperjual belikan, akan memiliki konsumen yang berbondong-bondong untuk membeli produk kami, dan memberikan nilai jual yang tinggi.

     Bahan dasar pembuatan jam dinding sangat mudah ditemukan, membuat kami khawatir karena akan menimbulkan ancaman daya saing yang cukup ketat. Kami juga khawatir karena masyarakat Indoneisa itu cenderung copy paste yang memungkinkannya banyak yang meniru produk yang dibuat sama seperti kelompok kami. Tapi kami berharap model dan ukurannya berbeda dari apa yang kami buat.

  1. Pembahasan
    1. Proses pembuatan produk
  • Alat :
  • Bor
  • Gergaji
  • Palu
  • Penggaris

  • Bahan :
  • Kayu Bekas
  • Pilox
  • Mesin Jam
  • Paku
  • Varnish Kayu

  • Cara Pembuatan :

Setelah didapatkan limbah kayu yang sesuai, untuk membuat jam dinding, pertama-tama potong kayu tersebut menjadi 4 bagian dengan ukuran 30 × 7 cm. Kemudian, potong tongkat balok kecil sepanjang 25 cm sebanyak 2 buah. Lalu, susun potongan kayu di atas tongkat balok menjadi persegi dan satukan dengan paku kecil. Setelah itu, lubangi tengah kayu dengan bor. Lalu, cat kayu menggunakan dengan vernish. Diamkan hingga kering. Selanjutnya, buat angka pada jam dinding dengan menggunakan pilox bewarna putih agar mudah terlihat. Terakhir, tunggu hingga kering dan produk kreatif jam dinding dari kayu pun telah jadi.

  1. Kemasan

     Untuk kemasan sendiri, seperti yang kita ketahui, pada dasarnya kemasan untuk sebuah produk terbuat dari kertas kardus yang dimodifikasi sedemikian mungkin agar menjadi sebuat kemasan yang tepat untuk produk yang dibuat. Pada kesempatan kali ini, kami membuat kemasan sebuah produk dengan hanya selembaran plastik hias kemudian diikatkan dengan seutas pita agar terlihat menarik. Kesan yang ditampilkan adalah unik dan sederhana.

  1. Minat warga SMAN 10 Samarinda

Minat warga SMAN 10 Samarinda terhadap produk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang sangat baik.Kami membagikan kuesioner atau angket kepada 30 orang warga SMAN 10 Samarinda dan berdasarkan penilaian yang kami terima atau rekapitulasi hasil angket penelitian dapat dilihat sebagai berikut :

Nilai Indikator ke- Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 37
3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 36
4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 35
5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
6 3 3 3 2 4 3 4 2 4 4 32
7 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27
8 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 30
9 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 24
10 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 30
11 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 34
12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 38
13 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 35
14 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 34
15 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 35
16 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 33
17 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 35
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 35
20 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 37
21 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 35
22 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 36
23 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 36
24 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 37
25 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 36
26 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38
27 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 20
28 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 30
29 4 3 3 2 4 4 3 4 2 2 31
30 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 30
Jumlah 107 106 103 91 106 110 99 101 99 92 1014

Berdasarkan data diatas dapat kami jelaskan sebagai berikut :

  Pertanyaan yang terdapat diangket kami disebut sebagai indikator. Indikator – indikator dalam angket kami terdapat 10 indikator. Penilaian per indikator terdiri atas 4 nilai, yaitu nilai 1 adalah  kurang baik/kurang setuju, 2 adalah cukup baik/cukup setuju, 3 adalah baik/setuju, 4 adalah sangat baik/sangat setuju. Penilaian ini kami jumlahkan menjadi jumlah per indikator dan jumlah umum (keseluruhan) sebagai berikut :

Kriteria penilaian produk (Per Indikator)

Nilai     98- 120                   : Sangat Baik

Nilai     75 – 97                    : Baik

Nilai     52 – 74                    : Cukup Baik

Nilai     30 – 51                    : Kurang Baik

Kriteria penilaian produk (Umum)

Nilai  976- 1200                  : Sangat Baik

Nilai   751 – 975                  : Baik

Nilai   526 – 750                  : Cukup Baik

Nilai   300 – 525                  : Kurang Baik

Pada indikator pertama yang berbunyi “Produk kerajinan terbuat dari bahan limbah berbentuk bangun ruang”, kami mendapat jumlah nilai 107. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik. Indikator kedua yang berbunyi “Produk dibuat dengan teknik pengerjaan yang baik dan rapi sehingga dapat menentukan kesempurnaan bentuk karya”, kami mendapat jumlah nilai 106. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik. Indikator ketiga yang berbunyi “Produk kerajinan memiliki bentuk/model yang menarik/unik”, kami mendapat jumlah nilai 103. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik. indikator keempat yang berbunyi “Produk kerajinan memiliki kombinasi warna yang menarik”, kami mendapat jumlah nilai 91. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk baik. Indikator kelima yang berbunyi “Produk kerajinan mempunyai ukuran yang proporsional dengan kegunaannya”, kami mendapat jumlah nilai 106. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik.

Pada indikator keenam yang berbunyi “Produk kerajinan kuat dan mempunyai daya tahan yang lama”, kami mendapat jumlah nilai 110. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik. indikator ketujuh yang berbunyi “Produk kerajinan memiliki nilai estetika untuk mewujudkan karya kerajinan yang bermutu dan bernilai ekonomis”, kami mendapat jumlah nilai 99. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik. Indikator kedelapan yang berbunyi “Produk kerajinan mempunyai nilai ergonomis yang meliputi kenyamanan dan keamanan”, kami mendapat jumlah nilai 101. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik. Indikator kesembilan yang berbunyi “Produk kerajinan yang dibuat merupakan produk inovasi (pengembangan) dari produk sebelumnya”, kami mendapat jumlah nilai 99. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk sangat baik.

Indikator terakhir yang berbunyi “Saya berminat untuk membeli/memiliki produk kerajinan tersebut”, kami mendapat jumlah nilai 92. Maka Kriteria penilaian produk kami termasuk baik. Selanjutnya jumlah nilai keseluruhan atau secara umum, kami memperoleh nilai 1.014 berdasarkan kriteria penilaian produk (Umum), maka produk kami termasuk sangat baik.

  1. Promosi yang tepat untuk produk kerajinan jam dinding yang terbuat dari limbah kayu bangun ruang.

Untuk promosinya sendiri, kami berusaha menawarkan kepada warga SMAN 10 Samarinda terlebih dahulu dengan harga yang terjangkau bila memungkinkan untuk dijual. Promosi yang akan kami lakukan untuk sementara paling tidak dari mulut ke mulut, dengan mempromosikan datang ke kelas-kelas atau bahkan melalui sosial media seperti Line dan Instagram.

BAB V

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Hasil pembuatan produk jam dinding dari limbah kayu yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Limbah kayu dapat digunakan sebagai bahan kreasi dalam pembuatan

jam dinding yang memiliki nilai fungsi dan nilai estetika.

  1. Ada perbedaan kekuatan pada kayu yang telah dicat dengan

menggunakan vernish, dimana cat kayu tersebut memiliki keunggulan yang membuat kayu menjadi tahan lama dan tidak mudah rapuh.

      Saran

Ada beberapa saran yang diajukan pada proses pembuatan produk jam dinding, antara lain :

  1. Perlu memilih kayu dengan hati-hati agar massa kayu yang digunakan

tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan.

  1. Diperlukan keahlian khusus dalam proses pemotongan kayu menjadi

beberapa bagan agar mudah jam dinding mudah terbentuk. Jangan sampai ada kesalahan hingga timbul kecelakaan ringan.

  1. Lebih baik menggunakan kuas yang panjang saat mengecatkan vernish

ke limbah kayu. Bila terkena tangan dengan jangka waktu yang cukup lama, dapat memungkinkannya cat akan terus menempel ke tangan dan sulit untuk dibersihkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2018.Usaha Dengan Memanfaatkan Limbah Kayu.

https://www.berwirausaha.net/2017/01/usaha-dengan-memanfaatkan-limbah-kayu.html/.

Wikipedia.2017.Kayu.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu.

Anonim.2018. Pengertian Limbah dan Jenis-Jenisnya            https://andersonpanjaitan.wordpress.com/2013/02/01/pengertian-limbah-dan-jenis-jenisnya/.